Skip to main content

PENGALAMANKU SELAMA MENGIKUTI PERKULIAHAN DAN KOMITMENKU DALAM MEMBANGUN SIKAP MULTIKULTURAL

Saya menulis ini, ketika ada tugas Mata Kuliah Umum untuk menulis pengalaman selama mengikuti perkuliahan dan komitmenku dalam membangun sikap multikultural. 

Sebelum bercerita panjang lebar tentang pengalamanku selama mengikuti perkuliahan, izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama lengkap saya Pakomius Yoko Nowan, panggil saja Yoko. Saya dari Program Studi Sistem Informasi, semester ganjil 2021/2022 saya sudah berada pada semester tujuh. Di semester ini, tentunya kita tahu bahwa situasi masih berada dalam masa pandemik sehingga menyebabkan aktivitas kita tidak sesuai dari biasanya tak terkecuali juga dalam dunia pendidikan yaitu perkuliahan. Oh ya, menariknya selama masa perkuliahan kemarin saya mengikuti perkuliahan secara hybrid. Dengan adanya sistem perkuliahan seperti ini terutama dalam situasi masih pandemik merupakan cara yang bagus untuk membuat perkuliahan lebih menyenangkan. Selain itu, saya juga bebas menjelajahi alternatif kreatif.

Hari pertama saya dijadwalkan untuk mengikuti kelas secara offline, mulai pukul 09.00-10.40 WIB. Seperti biasanya awal perkuliahan dimulai dengan absensi, pengenalan diri dosen pengampu dan mahasiswa, maupun pengenalan tentang rencana dari mata kuliah ini selama satu semester. Kejadian lucu terjadi pada saat absensi karena ada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan secara online namun Bapak Dosennya tidak mendengar saat dia menjawab. Oh ya, untuk diketahui karena waktu itu dari Kampus sudah mengizinkan untuk melakukan perkuliahan secara offline, namun ada teman-teman yang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mendapatkan info bahwa mereka baru mengizinkan kuliah offline setelah UTS, maka mereka saat hari pertama perkuliahan masih mengikuti secara online. Kebetulan, karena rata-rata mahasiswa yang ada dikelas ini hanya dari dua Fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Teknik (FT) sehingga dipilih lah ketua kelas dari FEB dan wakil ketua kelas dari FT. Selain itu, pada hari itu juga kami membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang perkelompok dan diwajibkan untuk mempunyai anggota minimal satu orang dari fakultas yang berbeda. Saya mendapatkan kelompok tujuh yang beranggotkan tiga orang, yaitu saya sendiri, satu teman saya dari FT dan FEB.

Pada kelompok inilah kami bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas mata kuliah ini selama satu semester. Sebelum UTS kelompok kami mendapatkan tugas untuk mempresentasikan bab lima dengan topik Bahasa Bersama. Sebelum presentasi, kami membagikan tugas terlebih dahulu misalnya ada yang membuat rangkuman materinya, membuat slide presentasi, mencari video referensi, dan lain-lain. Saya juga mempunyai tanggung jawab waktu itu untuk mengontak Bapak Dosennya guna untuk melakukan konsultasi sebelum presentasi. Kami menyiapkan dengan baik sehingga waktu presentasi kami mempresentasikan dengan baik dan membuat suasana menjadi cair terutama saat sesi tanya jawab.

Setelah UTS, kami mengikuti perkuliahan secara online dan mendapatkan tugas untuk membuat makalah. Kelompok kami mengangkat topik Analisis Sikap Partisipasi Budaya Gotong Royong Masyarakat Di Tangerang Selatan Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Bank Sampah. Kami memilih topik ini karena saat ini masih ada masyarakat yang kurang mengerti akan menjaga kebersihan lingkungan, sehingga dengan mudahnya mereka membuang limbah sembarangan yang sangat berbahaya terhadap lingkungan. Pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak sesuai dan tidak tertata dengan baik dapat menimbulkan masalah yang baru seperti menjadi tempat timbulnya organisme dan hewan yang dapat menyebabkan penyakit yang disebakan oleh lalat dan nyamuk sebagai hewan penyumbang penyakit diare, kusta, demam berdarah, tipes, dan masih banyak lagi penyakit lainnya yang akan ditimbulkan. Disinilah peran dari masyarakat khususnya rumah tangga untuk bersama-sama membantu pemerintah dalam menangani permasalahan lingkungan hidup

Dengan adanya pengalaman selama perkuliahan terutama dalam mengerjakan penelitin ini saya berharap bahwa saya harus selalu memiliki nilai-nilai dalam diri saya. Nilai-nilai itu saya mengaitkan dengan nilai Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli (KUPP) UNIKA Atma Jaya. Nilai itu merupakan sesuatu yang sifatnya abstrak, tidak dapat disentuh namun dapat dirasakan dalam diri. Secara praktis nilai menjadi pedoman hidup yang mempengaruhi perilaku seseorang serta penilainnya terhadap sesuatu.

Bagi saya sebagai Kristiani, sangat perlu untuk menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perkuliahan di UNIKA Atma Jaya. Contoh nilai Kristiani bagi saya dalam penerapannya, misalnya terhadap sesama teman kuliah saling membantu satu sama lain tanpa pandang bulu. Membantu disini misalnya saling mengajari jika ada penjelasan dari Dosen yang kurang dimengerti, bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok dan sebagainya.

Untuk membentuk pribadi karakter yang Unggul dikehidupan sehari-hari maupun dilingkungan perkuliahan, maka saya selain berusaha untuk mendapatkan pendidikan secara akademis paling tidak saya juga harus mengikuti Organisasi atau UKM yang ada di UNIKA Atma Jaya. Supaya nanti setelah lulus dari UNIKA Atma Jaya, maka karakter itu bagi saya menjadi wadah untuk pengembangan diri menjadi seseorang yang berkarakter Unggul. Membangun karakter yang Unggul itu membutuhkan proses yang panjang dan berkelanjutan.

Selain itu nilai Profesional bagi saya itu juga sangat penting untuk ada dalam diri saya. Misalnya menyelesaikan kuliah tepat waktu. Paling tidak apa yang saya dapat tentang pengetahuan selama saya kuliah bisa mengaplikasikannya dan bermanfaat bagi masyarakat nantinya. Sikap profesional ini harus terpadu bukan hanya pintar tetapi tidak terampil. 

Setiap individu selayaknya punya rasa peduli terhadap sesama. Dengan sikap Peduli ini saya mendapatkan berbagai keuntungan baik berupa moral maupun material yang sangat bermanfaat. Misalnya ketika ada event atau sosialisasi di UNIKA Atma Jaya harus bisa berpartisipasi dan mengikutinya. 

Menetukan komitmen adalah langkah pertama yang penting banget dalam membangun sikap multikultural, kenapa? karena kalau komitmen awal aja tidak dibikin dengan mantap, maka kita jadi malas dan banyak sekali muncul pertanyaan dalam diri apa yang kita ingin raih. Saya punya komitmen yaitu bahwa saya sebagai generasi muda menyadari bahwa pendidikan multikultural merupakan pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada generasi muda agar memiliki persepsi dan sikap multikulturalistik, terbiasa hidup berdampingan dalam keragaman watak dan kultur, agama dan bahasa, menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-sama utuk membangun kekuatan bangsa. 

Semoga dengan selesainya saya mengikuti Mata Kuliah Multikulturalisme dapat membiasakan saya untuk berinteraksi dengan kelompok lain yang memiliki perbedaan. Dengan mengerjakan tugas dalam kelompok yang mempunyai karakter anggota kelompok yang berbeda-beda memaksa saya untuk lebih memahami kelompok lain maupun orang lain agar tujuan dapat tercapai dengan baik.

Referensi : 

Nilai Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli (KUPP) UNIKA Atma Jaya 

Terima Kasih.
Salam,

#PYN

Comments

Popular posts from this blog

Jejak Impian: Dari Kampung ke Panggung Wisuda

Dengan ransel harapan dan mata penuh mimpi, saya berangkat meninggalkan kampung kecil. Jejak ini membentang dari awal perkuliahan hingga wisuda, mengungkapkan perjalanan yang singkat namun penuh makna dari kampung halaman ke panggung kebanggaan. Mari kita telusuri jejak ini yang memimpin dari satu babak ke babak berikut! Langit kampung yang cerah menyambut langkah awal saya, membawa ransel harapan dan cita-cita. Melihat kampung kecil semakin menjauh, hati ini penuh dengan campuran antara rindu dan semangat petualangan. Jejak ini dimulai dari sini, di bawah langit biru yang masih menyimpan impian. Perkuliahan membuka dunia baru yang begitu luas, penuh dengan tantangan dan pelajaran berharga. Setiap mata kuliah, setiap proyek, adalah bahan bakar untuk menyalakan mimpi. Saya belajar, bukan hanya tentang sistem informasi, tetapi juga tentang ketekunan dan semangat untuk terus maju. Beasiswa Pertiwi menjadi penjaga langkah, meski terkadang harus melewati malam tanpa tidur dan ujian yang

Menorehkan Jejak Kebanggaan: Memotivasi dan Menginspirasi Lewat Hasil Proyek Tugas Akhir yang Mengagumkan

Pernahkah Anda merasakan kebanggaan dan kegembiraan yang luar biasa ketika usaha dan kerja keras Anda membuahkan hasil? Hari ini, saya dengan bangga membagikan pengalaman luar biasa saat presentasi proyek Tugas Akhir saya, yang mengagumkan dan menghasilkan kepuasan tak terkira. Tidak bisa saya pungkiri, jantung saya berdebar saat saya berdiri di hadapan dosen pembimbing dan penguji siap untuk membagikan hasil penelitian dan pengembangan yang telah saya lakukan selama berbulan-bulan. Namun, semangat dan keyakinan dalam diri saya muncul dengan kuat, karena saya tahu betapa keras saya bekerja untuk mencapai titik ini. Saat presentasi dimulai, saya dengan penuh percaya diri menyampaikan ide-ide, metodologi, dan temuan yang telah saya peroleh selama proses proyek Tugas Akhir saya. Saya merasa sangat puas melihat reaksi positif dan ketertarikan dari para dosen dan penguji yang mendengarkan presentasi saya dengan seksama. Tanggapan mereka yang memberikan apresiasi atas inovasi dan kontrib

Suatu Kebanggan Besar Atas Dukungan, Kepercayaan, serta Kesempatannya!

Perkenalkan, saya Pakomius Yoko Nowan, berasal dari Manggarai-NTT, dan saya adalah lulusan dari Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik Unika Atma Jaya. Kali ini saya sangat bangga bisa berbicara sebagai salah satu mahasiswa yang pernah menerima Beasiswa Pertiwi Unika Atma Jaya tahun 2019. Saat pertama kali saya mengetahui bahwa saya diterima sebagai penerima Beasiswa Pertiwi, saya merasa seperti menemukan pintu menuju impian pendidikan saya. Beasiswa ini adalah pintu gerbang untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan juga menjadi bagian dari komunitas yang luar biasa.  Pada semester awal perkuliahan, saya mengalami tantangan besar saat menghadapi mata kuliah yang sangat sulit. Namun, dengan tekad, dukungan dari teman-teman dan dosen, serta keyakinan dari Beasiswa Pertiwi akhirnya saya berhasil mengatasi kesulitan tersebut dan meraih hasil yang membanggakan.  Beasiswa ini tidak hanya membantu saya secara finansial, tetapi juga memberikan dorongan, harapan serta peluang u