Skip to main content

BERAPA SIH BIAYA HIDUP PERBULANNYA? SEGINI PERKIRAAN SAYA SELAMA DI TANGERANG

Pada blog kali ini, saya akan menceritakan perkiraan rincian biaya hidup selama saya kuliah dan tinggal di Tangerang.

Sebagian orang menganggap bahwa kebutuhan biaya hidup di Tangerang itu gak sedikit, mulai dari kebutuhan pokok sampai pemenuhan gaya hidup. Pasalnya Tangerang dikarenakan menjadi suatu daerah yang letaknya tidak jauh dari ibu kota Jakarta. Selain itu, kota ini menjadi salah satu kota yang menjadi pusat pendidikan, ekonomi juga hiburan. Disini Anda pasti akan merasakan memiliki akses yang mudah serta memiliki infrastruktur yang cukup lengkap.

Melihat sejumlah kelebihan tersebut tak diragukan lagi kalau kota ini banyak dijadikan tujuan untuk tinggal. Mari kita telusuri berdasarkan pengalaman saya sebagai mahasiswa yang meng-kos di Tangerang. Disini saya mempunya 5 rincian biaya hidup, simak penjelasannya berikut ini

    1.    Tempat Tinggal 
Bagi kalian sebagai mahasiswa,ada beberapa alternatif tempat tinggal yang bisa dipilih. Mulai dari kos-kosan hingga kontrakan. Tempat tinggal mempunyai harga yang sangat beragam, tergantung lokasi dan fasilitas yang ditawarkan. Semakin dekat dengan pusat kota, semakin tinggi pula harganya. Sama halnya  juga dengan fasilitas, semakin lengkap tentu pasti semakin mahal.

Untuk harga kontrakan saya Rp600 ribu perbulan berupa kamar berukuran 3x8 (ini ukurannya belum pasti yaa) dengan kamar mandi di dalam. Harga ini sudah pas karena fasilitas yang ditawarkan cuman kamar kontrakannya saja

    2.    Konsumsi 
Untuk menghemat biaya makan kalian bisa memilih yang catering standar seharga Rp15-25 ribu sekali makan atau beli di warteg terdekat seharga Rp10-20 ribu. Kalau saya untuk menghemat saya belanja bahan makanan setiap bulannya seperti mie instan, nabati, beras, dan lain-lain. Masak sendiri menjadi pilihan saya dan tinggal membeli lauknya saja untuk melengkapinya. Dalam sehari saja (untuk makan biasanya dua kali) maksimal Rp20 ribu. Jadi,dalam sebulan untuk makan saya harus mengeluarkan biaya Rp20 ribu x 31 hari = Rp620 ribu (angka ini berlaku kalau maksimal nya). Tenang saja, saya jarang mencapai pada angka maksimal itu, biasanya bisa setengah dari angka itu dan itulah yang lebih pasti

    3.    Transportasi 
Beruntungnya tempat tinggal saya tidak terlalu jauh dengan kampus,kalau berjalan kaki membutuhkan waktu 10 menit sudah sampai di kampus. Saya mencoba untuk meperkirakannya kalau saya ke kampus naik angkot pergi-pulang cuman menghabiskan Rp5 ribu. Dalam seminggu (untuk ke kampus 5 hari) x Rp5 ribu = Rp25 ribu. Jadi,dalam sebulan saya menghabiskan biaya transportasi sebesar Rp100 ribu (angka ini berlaku kalau maksimal nya). Tenang saja, saya jarang naik angkot dan itu pun kalau kondisi buru-buru atau mendadak. Saya biasanya  lebih memilih jalan kaki jadi lebih hemat.

    4.    Komunikasi (pulsa hp & internet) dan Token Listrik 
Paling enak sih kalau tempat tinggal kita sudah dilengkapi dengan fasilitas internet atau wifi. Jadi, kendala untuk chatting atau berselancar di dunia maya sudah ada solusinya. Tapi gak jadi masalah kalau tidak ada fasilitas tersebut. Solusinya kita beli kuota internet sendiri. Untuk biaya komunikasi (pulsa internet) dan Token listrik saya beli sendiri. Dalam sebulan untuk biaya ini saya menghabiskan biaya sebesar Rp150 ribu (angka ini berlaku kalau maksimal nya).

    5.    Biaya lain-lain 
Belanja bulanan atau biaya lain-lain juga menjadi biaya hidup yang harus kamu perlu pikirkan. Mulai dari bahan makanan,minuman sampai perlengkapan mandi. Belanja bulanan saya biasanya membeli Beras dan Energen. Selain itu,perlengkapan mandi seperti sabun,shampo dan pasta gigi. Jadi,belanja kebutuhan ini saya kira-kira menghabiskan senilai Rp150 ribu per bulan (angka ini berlaku kalau maksimal nya).

Setelah melakukan perhitungan secara kasar (angka paling maksimal per bulan nya),saya bisa menjumlahkan secara totalnya,dengan rincian sebagai berikut 

  • Tempat Tinggal : Rp600 ribu 
  • Konsumsi : Rp20 ribu x 31 hari = Rp620 ribu 
  • Transportasi : Seminggu ( 5 hari ke kampus) dalam sebulan : 20 hari x Rp5 ribu = Rp100 ribu 
  • Komunikasi (pulsa hp & internet) dan Token Listrik : Rp150 ribu 
  • Biaya lain-lain : Rp150 ribu

Dengan demikian saya menghabiskan biaya hidup per bulan secara totalnya = Rp1,62 juta per bulan.


Keterangan : Angka pastinya tempat tinggal Rp600 ribu + Rp400 ribu biaya yang lain. Jadi, cuman menghabiskan Rp1 juta per bulan.

Terima Kasih
Salam,

#PYN

Comments

Popular posts from this blog

Kegagalan: Awal dari Kesuksesan yang Lebih Besar

Kegagalan sering kali dianggap sebagai titik akhir, padahal sebenarnya ia adalah awal dari perjalanan menuju pertumbuhan. Setiap kali kita jatuh, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Kegagalan mengajarkan kita tentang kekuatan, ketangguhan, dan keberanian untuk bangkit kembali. Meski rasa sakit akibat kegagalan bisa begitu dalam, di sanalah kita belajar untuk memetakan langkah-langkah baru dengan cara yang lebih bijak. Tidak ada orang yang sukses tanpa melewati kegagalan, dan tidak ada kegagalan yang datang tanpa membawa hikmah Bangkit dari kegagalan bukanlah perkara mudah, tetapi itulah yang membedakan mereka yang sukses dari yang menyerah. Setiap kali kita mencoba lagi, kita mendekatkan diri pada impian yang lebih besar. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, itu hanyalah batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar. Dengan setiap kegagalan, kita belajar untuk menjadi lebih kuat dan lebih tangguh, hingga akhirnya kita mencapai apa yang kita impikan. Jadi, jangan pernah tak...

Suatu Kebanggan Besar Atas Dukungan, Kepercayaan, serta Kesempatannya!

Perkenalkan, saya Pakomius Yoko Nowan, berasal dari Manggarai-NTT, dan saya adalah lulusan dari Prodi Sistem Informasi Fakultas Teknik Unika Atma Jaya. Kali ini saya sangat bangga bisa berbicara sebagai salah satu mahasiswa yang pernah menerima Beasiswa Pertiwi Unika Atma Jaya tahun 2019. Saat pertama kali saya mengetahui bahwa saya diterima sebagai penerima Beasiswa Pertiwi, saya merasa seperti menemukan pintu menuju impian pendidikan saya. Beasiswa ini adalah pintu gerbang untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan juga menjadi bagian dari komunitas yang luar biasa.  Pada semester awal perkuliahan, saya mengalami tantangan besar saat menghadapi mata kuliah yang sangat sulit. Namun, dengan tekad, dukungan dari teman-teman dan dosen, serta keyakinan dari Beasiswa Pertiwi akhirnya saya berhasil mengatasi kesulitan tersebut dan meraih hasil yang membanggakan.  Beasiswa ini tidak hanya membantu saya secara finansial, tetapi juga memberikan dorongan, harapan serta ...

Jejak Impian: Dari Kampung ke Panggung Wisuda

Dengan ransel harapan dan mata penuh mimpi, saya berangkat meninggalkan kampung kecil. Jejak ini membentang dari awal perkuliahan hingga wisuda, mengungkapkan perjalanan yang singkat namun penuh makna dari kampung halaman ke panggung kebanggaan. Mari kita telusuri jejak ini yang memimpin dari satu babak ke babak berikut! Langit kampung yang cerah menyambut langkah awal saya, membawa ransel harapan dan cita-cita. Melihat kampung kecil semakin menjauh, hati ini penuh dengan campuran antara rindu dan semangat petualangan. Jejak ini dimulai dari sini, di bawah langit biru yang masih menyimpan impian. Perkuliahan membuka dunia baru yang begitu luas, penuh dengan tantangan dan pelajaran berharga. Setiap mata kuliah, setiap proyek, adalah bahan bakar untuk menyalakan mimpi. Saya belajar, bukan hanya tentang sistem informasi, tetapi juga tentang ketekunan dan semangat untuk terus maju. Beasiswa Pertiwi menjadi penjaga langkah, meski terkadang harus melewati malam tanpa tidur dan ujian yang...